*Dua bulan lalu*
"Lar, udah semua kopernya?" "Udah, Yah. Mama ikut nganter Laras juga kan? Ayo naik ke van, Ma," ujarku. Aku akan pindah ke Bandung, lagi. Aku tidak berharap ini akan jadi yang terakhir, karena aku sudah mulai menikmatinya. Cheers!
Keluarga gue adalah keluarga perantau, alias pindah-pindah kota kerjaannya. Hal ini karena ayah gue ditempatin di beda-beda kota, waktunya tergantung bos ayah. Akibatnya, gue yang masih harus nempuh pendidikan wajib, cuma bisa pasrah. Kadang gue ikut pindah, kadang juga gue harus ngekos karena urusan sekolah yang lagi nanggung kalo ditinggalin.
Gue lahir di Jogjakarta, Jateng. Setahun kemudian, keluarga gue pindah ke Bangka, sampai gue berusia 5 tahun lebih. Pendidikan SD gue tempuh di Kota Bandung, dari kelas 1 sampai kelas 3 SD. Kelas 4, gue cabut ke Bali, sampai tamat kelas 6. SMP gue habiskan di Tangerang, yang mana deket sama ibukota.
Tahun ini, gue masuk sekolah menengah atas. Gue memilih Bandung sebagai jalur lanjutan pendidikan gue. Ditekankan, gue yang milih. Jadi, ayah gue masih di Tangerang, bareng sama mama. Gue punya satu kakak laki-laki, tapi dia udah selesai kuliah. Dia udah menetap di Surabaya sekarang, lagi gencar-gencarnya kerja. Dan juga, cari jodoh katanya.
Ayah percaya gue bisa hidup sendiri di Bandung, tentu aja karena gue emang udah pernah ditinggalin waktu kelas 6 SD, di Bali. Agak nekat sih, tapi keluarga gue udah terbiasa dengan hal semacam ini. Kakak gue pun udah pernah ketinggalan di Bangka waktu kita pindah ke Bandung. Baru beberapa tahun, dia nyusul ke Bandung.
Semua urusan di Bandung udah beres, tinggal gue pindah aja. Saat ini gue lagi pindahan, dianter ayah sama mama gue. "Lar, nanti hati-hati ya di Bandung," "Iya, Ma," "Eh, kamu udah bawa jaket yang mama beliin kan? Bandung tuh dingin loh dek, ga kaya Tangerang," "Udah, Ma. Lagipula kos-kosan Laras deket kan sama sekolah. Sip pokoknya, nanti Laras bakal sering-sering kabarin mama kok, hehehhee.." ucapku. "Okedeh kalo gitu," jawab mama.
Walaupun nada bicaraku supertenang, ga bisa dipungkiri jantungku berdentum-dentum juga. Ini pertama kalinya aku buat keputusan besar kaya gini, sendiri. Dan aku gatau apa yang ada di depan. Tapi aku yakin, apa pun yang ada di depan nanti, pasti akan menyenangkan. Pasti. Eum, semoga. Ya?
#02
No comments:
Post a Comment