Wednesday, June 29, 2016

Sudah Mimpi Belum ?

Semua orang pasti punya mimpi. Tua, muda, kaya, miskin, siapa pun. Bahkan, orang yang belom punya mimpi pun, pasti terkadang bermimpi ingin punya mimpi.

Gue pun punya beberapa mimpi. Salah satu dari mimpi yang gue ingin capai adalah nulis novel sampe bisa diterbitin. Gue tau, sekarang gue masih orang yang nulis cerpen pun pusing setengah hidup. Gue masih ga ada apa-apanya dibanding semua orang yang suka nulis. Masih ga ada apa-apanya dibanding temen gue yang juga suka nulis. Masih ga ada apa-apanya, dibanding anggota komunitas sastra yang gue ikuti dan gue kagumi. Makanya, nulis novel sampe diterbitin adalah hal yang cukup besar bagi gue.

Seperti waktu kecil, gue punya mimpi punya blog. Ga cuma bikin homepage nya maksud gue. Ya kaya sekarang ini. Blog yang menjadi tempat kesukaan gue. Blog yang menjadi sebagian dari kehidupan gue. Hari ini mimpi gue yang itu udah mulai terwujud, dan lagi gue tekunin dengan banyak support dari kawan-kawan gue.
Semoga nanti di waktu yang pasti, mimpi gue bisa terwujud. Mimpi readers juga bisa terwujud. Hehe.. Amin.

Gue baca satu kalimat yang sangat gue suka di buku tahunan SMA gue. Ini dia kalimatnya : "Work until your idols became your rivals." -Drake


Let your dream grow bigger
and bigger
and bigger
until it scares you.

🙋

Saturday, June 25, 2016

Thoughts #15 Aku Lewat

Seperti kertas yang terbakar menjadi abu
Seperti vas beling yang terlanjur pecah
Seperti bubur yang tak dapat lagi kembali menjadi nasi
Seperti kisah ini, seperti hati ini

Abu yang mengunci segala rahasia
Pecahan beling sebagai senjata
Bubur yang menjadi teman si sakit
Kisah yang menjadi guruku, penuntun hatiku.

-ocehanmalam🙋

Aku Mau Ketemu Bang Radit !

Nobar Koala Kumal bareng Bang Raditya Dika ???? Mauuulaahh astagaaa...

Beberapa hari lalu temen gue ngetag gue di instagram, yang isinya nobar dan meet and greet sama idola gue Raditya Dika. Demi gerobak depan rumah, gue langsung janjian sama dia mau beli tiket secepatnya setelah tiket boleh dibeli. Kita juga ngajakin dua temen lain yang juga lope Bang Radit, plus cici gue. Berarti total 5 orang, which means, 5 tiket.

Kamis 23 Juni 2016, gue langsung meluncur ke Festival Citylink tempat si tiket dambaan dijual. Gue dan temen gue, sebut aja Tara, janjian patungan buat nalangin dulu yang laen. Gapapa, yang penting ketemu Radit. #gapapajadibokek. Gue yang ceritanya kecepetan dateng gara-gara over-excited, nunggu si Tara, nunggu, nunggu, sampe akhirnya nongol juga nama dia di notifikasi Line gue. Yes! Gue pun langsung meluncur ke lantai 3 FCL dan masuk ke gedung XXI, walau belom ketemu Tara. Iya gapapa, yang penting dia udah sampe di gedung ini, tinggal gue Line "fastt Ra, fastt" aja. #maap

Gue ngantri, ngantri, Tara ga dateng-dateng. Sampe, gue udah di bagian paling depan antrian yang artinya gue harus berhadapan dengan mbak-mbak XXI yang mukanya udah haus minta ditanya. Gue lalu berucap, "Mbak, mau Koala Kumal, ya." Mbak itu pun lalu ngeliatin isi gedung yang udah stengah dibooking itu. Hem, lumayan juga, baru beberapa menit open, udah stengah penuh. Dan dengan penuh PHP gue bilang ke mbaknya,"Mbak, mmmmm... saya nunggu temen dulu deh, ya. Hehehe". Dan gue pun keluar antrian dengan berat kaki. Eh, berat hati.

Setelah Tara dateng, gue kembali ngantri dari belakang, kali ini bareng Tara. Maju maju maju, dan tiket kebeli dengan sukses. Thank God! Dia yang juga lope Bang Radit, senyum-senyum gajelas. Tapi, yeaayy!!! Sampe ketemu LAGI di FCL, Ra! Bang! #ehbelomketemu.


Nantiiiii... kita bakal
ketemu Bang Radit di sini!!!
(Ocehan gue di depan toilet xxi, over-excited)

Friday, June 17, 2016

Thoughts #14 Janji

Aku tak mengerti seberapa mudah orang membuat janji.

Aku sendiri sangat jarang membuat janji. Aku sangat menghargai makna kata "janji" itu sendiri. Janji bak kata yang sakral di pikiranku. Tak boleh asal, tak boleh sambil bermimpi.

Janji adalah ikatan yang pasti. Melanggarnya akan buahkan kecewa hati. Namun jika ditepati, tentu akan membuat ia bersuka.

Aku tak mengerti arti janji bagi orang lain. Namun bagiku kata "janji" itu sendiri adalah berharga. Lebih bermakna daripada harta yang kau punya. Janji membangun kepercayaan. Walau kadang ia berisi hal yang sulit kaupercayai.

Mungkin aku terlalu pengecut untuk membuat janji. Mungkin aku terlalu takut untuk melukai hati. Aku tak tahu. Aku hanya tahu, aku berusaha. Aku sudah berusaha. Aku sedang berusaha. Aku akan terus berusaha.

Tanpa kusadari, aku telah membuat janji dengan diriku sendiri. Dan tentu saja, usaha adalah janjiku. Dengan dia, kamu, dan aku sendiri.


-ocehanmalam🙋

Thursday, June 16, 2016

Thoughts #13 Karya Emosi

Terlalu putih tembok kamar yang kutatap
Terlalu dingin lantai kamar yang kupijak
Terlalu cantik lampu malam yang kubiarkan menari

Hati ini seperti samudera luas
Rumah ikan hias juga minyak kotor di dalamnya
Rumah keindahan pula keresahan yang tak kunjung padam

Rasa tercampur rata
Membiaskan ragam emosi menjadi satu karya
Emosi baru yang tak dapat kau gambarkan dengan satu rasa

Malam ini
Cantik seutuhnya
Ada bahagia juga nestapa
Karya emosi yang akan memukau siapa saja

Sampai akhirnya aku menyadari
Malam ini terlalu manis untuk kuakhiri.

-ocehanmalam🙋

Tuesday, June 14, 2016

Thoughts #12 Sebelah yang Manakah ?

Untuk menjadi seorang penulis, haruskah aku menjadi orang yang ekspresif? Atau justru, aku perlu menjadi orang yang misterius?

Untuk menulis sebuah kisah bahagia, haruskah aku menunggu masalahku terselesaikan? Atau aku harus mengesampingkan dan mengikatnya agar ia bungkam?

Untuk membawakan kisah yang lucu, perlukah aku mencari kejadian lucu dalam hidupku? Atau kuangkat kesulitan hidupku menjadi tawa?

Sudut pandang. Segalanya berubah saat kau ubah sudut pandangnya. Masalah bisa menjerit. Atau juga bungkam seribu bahasa.

Tak ada yang marah
Tak ada yang salah
Ini memang bukan ilmu pasti
Ini ilmu hidup dan hati.

Monday, June 6, 2016

Benci Jadi Cinta ?

Gue ga suka berenang. Dari kecil, gue ga suka banget yang namanya berenang. Imbasnya, gue baru bisa berenang sekitar kelas 4 SD. Sementara orang lain nyelem-nyelem kaya manusia duyung, gue jongkok di pinggir kolam kaya kodok kudet. Atau ngga nempel terus di tangga kolam kaya sapu-sapu. #gapapa.

Beda sama gue, cici gue termasuk kelompok yang nyelem-nyelem kaya manusia duyung itu. Gue merasa payah banget kalo gue berenang sama dia. Berenang dari ujung ke ujung dengan start bareng, gue baru sampe tengah dia udah sampe ujung. Emang cici gue keren banget, sih. Gue pingin kaya gitu, tapi kembali lagi deh pada dasarnya gue ga suka berenang, dan gue bisa ngambang aja udah untung. Thanks to papa, guru gue yang luar biasa. #muah

Beberapa hari yang lalu, gue yang lagi nongkrong di Jawa Timur tempat sodara-sodara gue berada, diajakin berenang sama mereka. Apa daya, gue ikut. Kolam renangnya tuh ada di lantai atas gedung, jadi kalo kita ngeliat ke arah luar gedung, landscape city Surabaya indah banget. Untung bin untung, kolam renangnya ga dalem-dalem amat, jadi gue masih bisa berdiri. Apalagi sodara gue yang umur 7 tahun manjat-manjat ke gue, kaya manjat pohon.

Kita main nyari barang di dasar kolam gitu. Banyak-banyakan dapet si barang, yang mana adalah, keramik lepas milik kolam itu sendiri. #bodoamat. Anehnya gue seneng banget. Padahal biasanya, gue paling anti main nyelem-nyeleman gitu. Plus usai main nyari barang itu, kita main kejar-kejaran di air, yang mana, permainan yang di darat pun gue ga suka. Anehnya lagi, gue menikmati banget main kejar-kejarannya. Syukur deh, gue seneng banget hari itu. Atau mungkin, ini titik balik gue dari benci jadi cinta ? #hemmm.

Selesai mandi, gue dikagetkan sama blue hour yang gue liat begitu gue keluar kamar mandi. Buat yang ga tau, blue hour itu jam-jam sesaat setelah matahari terbenam. Jadi orennya udah ga nongol, tapi belom gelap. Biru-biru indah gitu lah, sesuai namanya, "blue hour". Gue diem aja duduk di kursi pinggir kolam renang. Sambil nunggu cici gue beres mandi, sambil menikmati blue hournya. Sambil ngerjain satu kerjaan, sambil ngerjain kerjaan lainnya, yang mana sama-sama diem kerjaannya. Sambil menyelam minum air. Ati-ati kesedak.

Well, gue langsung inget wajah-wajah temen-temen gue saat itu. Mungkin gue kangen sama mereka. Tapi ga juga sih, gue masih sering ketemu mereka kok. Mungkin, gue bukan kangen sama manusianya, tapi kangen sama momennya. Dan saat itu, gue pingin banget menikmati sore, sunset, blue hour, sampe starry night dengan mereka. Mungkin, suatu saat nanti...
🙋

-Surabaya yang gue liat waktu itu-






Sunday, June 5, 2016

Thoughts #11

Pikiran bisa kompromi
Hati tak bisa dikelabui.

-ocehanmalam🙋

Friday, June 3, 2016

Atau ???

Gue sudah termenung sekitar 15 menit memandangi layar ponsel gue yang menunggu minta diperintah. Gue merenung dengan layar blogger di hadapan gue. Kosong, bersih, ga ada tulisan apa-apa di kontennya, sampai akhirnya gue menuliskan kalimat yang belum mencapai tanda titik penyetop kalimat ini.

Gue bener-bener berpikir keras mau menuliskan apa. Sampai paragraf kedua ini, gue bahkan belom menemukan tema yang cocok buat gue tulisin malem ini. Kegiatan hari ini? Atau pikiran-pikiran gue? Gue ga tau. Hanya saja, gue merasa ada yang hilang.

Ga tau ya, apa yang kurang. Gue juga ga tau. Tapi, seperti ada yang hilang dari hidup gue. Atau, seperti ada sesuatu yang mulai lepas.

Seperti hari ini. Gue seneng banget, sepupu gue ulang tahun. Gue dan semua orang seneng. Tapi, saat gue ingin menuliskannya di sini, gue kehilangan kata-kata. Hal yang gue tau dan gue bisa omongin cuman, gue seneng hari ini, tapi ada sesuatu yang kurang. Udah. Titik.

Apa mungkin karena papa gue ga ikut acara hari ini? Atau, sepupu gue yang di Jakarta ga ikut, makanya gue merasa ada yang hilang? Atau, gue udah lama ga ketemu temen-temen gue di Bandung, yang biasanya tiap hari ketemu? Atau, karena gue masih kesel tiap denger nama temen gue yang muncul di diary "Labil Cumlaude" gue? Atau? Atau? Atau? Gue kangen Merry? Gue kangen nulis blog? Gue kangen sama dia? Gue kangen UN? NGGAAAAK!! #bodoamat.

....
...
..

Kembali bingung mau nulis apa.
Salam absurd 🙋